Pembelajaran Coding dan AI di SMP Labschool Jakarta Menyiapkan Generasi Digital yang Kreatif, Kritis, dan Beretika di Era 5.0

 

Pendahuluan Revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 telah mengubah cara manusia hidup, belajar, dan bekerja. Teknologi canggih seperti artificial intelligence (AI) dan pemrograman (coding) kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi siswa sekolah menengah pertama untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga memahami dan menciptakan teknologi.A

SMP Labschool Jakarta sebagai sekolah berbasis karakter dan inovasi menjawab tantangan ini dengan menyusun kurikulum yang memasukkan coding dan AI sejak kelas 7. Inisiatif ini bukan hanya inovatif, tetapi juga strategis untuk mencetak Pelajar Pancasila yang cakap digital, kreatif, dan beretika.


Visi dan Komitmen Sekolah Menurut Kepala SMP Labschool Jakarta, Dr. Yati Suwartini, M.Pd., program pembelajaran coding dan AI bukan sekadar pengenalan teknologi:

"Kami berkomitmen menyiapkan generasi yang bukan hanya cakap teknologi, tapi juga berkarakter. Pembelajaran coding dan AI di Labschool Jakarta dirancang untuk menumbuhkan kreativitas, kolaborasi, serta nilai-nilai etika digital. Ini bagian dari upaya kami membentuk Pelajar Pancasila yang adaptif di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0."

Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan akademik, proyek kolaboratif, serta pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning).


Tujuan Program Coding dan AI Tujuan utama dari program coding dan AI di SMP Labschool Jakarta adalah:

  1. Menjadikan siswa sebagai pencipta (creator) teknologi, bukan hanya pengguna.
  2. Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, dan komputasional.
  3. Menumbuhkan pemahaman tentang etika digital, privasi, dan penggunaan AI secara bertanggung jawab.
  4. Mendorong kolaborasi lintas pelajaran (IPA, Bahasa, Matematika, dan IPS) dalam konteks dunia nyata.
  5. Membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan literasi digital.

Tahapan dan Kurikulum Pembelajaran 📘 Kelas 7: Pengantar Logika dan Visual Programming • Unplugged coding: kegiatan fisik seperti teka-teki logika. • Pengenalan Scratch dan Blockly. • Proyek akhir: cerita interaktif dan animasi edukasi.

💻 Kelas 8: Python dan AI Dasar • Pengenalan Python: input-output, variabel, kondisi, dan perulangan. • Eksperimen AI: Teachable Machine, Google Colab, dan Minecraft AI. • Proyek: chatbot, kalkulator bangun ruang, dan kota pintar berbasis AI.

🧠 Kelas 9: Proyek Terapan dan Inovasi • Integrasi AI dan data: penggunaan webcam, deteksi wajah, dan suara. • Visualisasi data dengan Python (Matplotlib, pandas). • Proyek akhir: aplikasi AI untuk solusi masalah sosial di sekitar siswa.


Pendekatan dan Media Pembelajaran Program ini menggunakan pendekatan pembelajaran modern yang berpusat pada siswa: • Project-Based Learning: siswa membuat proyek nyata seperti chatbot atau kota cerdas. • Gamifikasi: pembelajaran dipadukan dengan permainan edukatif seperti Minecraft dan Quizizz. • Blended Learning: kombinasi pembelajaran daring dan luring. • STEAM Approach: menggabungkan sains, teknologi, seni, dan matematika. • Tools: Scratch, Thonny, Replit, Canva, Google Workspace, Teachable Machine.

Pendekatan ini membuat pelajaran tidak membosankan dan memberikan ruang eksplorasi yang luas.


Komentar Guru Informatika Menurut Ramli, S.Pd., guru informatika di SMP Labschool Jakarta:

"Coding bukan cuma soal menulis program, tapi melatih logika dan kreativitas. Dengan pendekatan proyek, anak-anak kami bisa menciptakan solusi dan mengembangkan aplikasi kecil yang bermanfaat."

Beliau juga aktif mengembangkan modul terbuka serta membimbing siswa dalam berbagai lomba tingkat nasional.


Komentar Om Jay (Dr. Wijaya Kusumah) Sebagai guru dan blogger nasional, Om Jay sangat mendukung integrasi teknologi di sekolah:

"Kami ingin siswa menjadi kreator teknologi, bukan hanya penonton. Coding dan AI mengajarkan mereka berpikir sistematis dan membangun masa depan dengan tangannya sendiri."

Beliau mendorong sekolah-sekolah lain untuk meniru langkah Labschool dalam menyatukan karakter dan teknologi.

Komentar Siswa Beberapa siswa kelas 8B berbagi pengalamannya:

"Belajar AI dan coding itu seru banget! Aku jadi bisa bikin game dan chatbot sendiri. Sekarang aku pengin bikin aplikasi pakai Python." — George Diego Siahaan, Absen 20


"Awalnya coding kelihatan rumit, tapi ternyata seru karena bisa bikin proyek nyata. Aku suka waktu bikin chatbot AI!" — Aidiltama Kafhi Hermana, Absen 3

Minecraft AI itu luar biasa. Kita bisa bikin kota pintar sambil belajar logika dan kerja tim. Seru dan bermanfaat banget!" — Yosafat Kairos Sisean Hutagalung, Absen 32

Komentar Orang Tua Orang tua pun merasakan manfaatnya:

"Saya melihat perubahan besar pada anak saya. Ia jadi lebih percaya diri, kritis, dan tertarik pada teknologi bukan cuma untuk main game, tapi untuk berkarya." — Ibu Dian S., orang tua siswa kelas 8

"Kami bersyukur anak kami belajar coding dan AI sejak SMP. Ini membentuk pola pikir dan etika berteknologi." — Bapak Andri P., orang tua siswa kelas 9

🎓 Komentar Mahasiswa PKM UNJ tentang Program Coding & AI di SMP Labschool Jakarta

🗣️ Rubia Rachul Chaeruman

"Saya sangat terkesan dengan antusiasme siswa Labschool Jakarta. Mereka bukan hanya cepat tangkap secara teknis, tetapi juga mampu berdiskusi kritis tentang etika penggunaan AI. Ini menunjukkan bahwa coding bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal nilai-nilai manusia."

🗣️ Varden Yehezkiel Hamjaya

"Sebagai mahasiswa UNJ yang terlibat langsung dalam program PKM, saya melihat kurikulum coding dan AI di SMP Labschool sudah sangat terstruktur. Kolaborasi antara guru, siswa, dan kami sebagai mahasiswa terasa sangat sinergis dan saling belajar."

🗣️ Bambang Setiawan Mauludin

"Kami banyak belajar dari siswa Labschool. Mereka bahkan sudah mengenal konsep seperti machine learning dan menggunakan tools AI dalam proyek sekolah. Ini membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran abad 21 bisa diterapkan sejak SMP."

🗣️ Ayu Parnida Sinaga

"Labschool Jakarta membuktikan bahwa literasi digital dan karakter bisa berjalan seiring. Siswa bukan hanya jago ngoding, tapi juga reflektif dan peka terhadap isu-isu sosial yang mereka angkat dalam proyek AI mereka."

🗣️ Divia Ramadhani Najwa

"Saya senang bisa berkontribusi di program ini. Pengalaman mengajar dan mendampingi siswa dalam eksperimen coding adalah pengalaman yang memperkaya kami sebagai calon pendidik. Labschool adalah contoh sekolah masa depan."


 

👩‍🏫 Komentar Wali Kelas 8B – Ibu Dyah

“Sebagai wali kelas 8B, saya melihat perkembangan luar biasa dari anak-anak dalam mengikuti program coding dan AI. Mereka menjadi lebih disiplin, kreatif, dan berani mengambil inisiatif. Saya sering melihat mereka berdiskusi tentang proyek teknologi bahkan saat istirahat. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran benar-benar hidup dan relevan bagi mereka.”

“Labschool Jakarta telah memberi wadah yang luar biasa bagi siswa untuk berkembang tidak hanya secara akademik, tetapi juga dalam hal karakter dan kepemimpinan digital. Saya sangat bangga mendampingi mereka.” 


Sejarah dan Latar Belakang Program Program coding dan AI di Labschool Jakarta mulai dirintis pada tahun 2021 sebagai respons terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan akan literasi digital sejak dini. Pada awalnya, program ini dimulai sebagai ekstrakurikuler, tetapi karena tingginya antusiasme siswa dan dukungan dari para guru, coding dan AI akhirnya dimasukkan ke dalam kurikulum resmi pada tahun ajaran 2022/2023. Perubahan ini juga didorong oleh dukungan dari Komite Sekolah dan para orang tua siswa yang melihat urgensi keterampilan digital di masa depan.


Cerita Alumni: Jejak Labschool di Dunia Teknologi Salah satu alumni, Adinda Putri (angkatan 2022), kini menempuh pendidikan di SMA unggulan berbasis teknologi dan telah mengikuti pelatihan Python tingkat lanjut. Ia bercerita:

"Saya masih ingat waktu bikin chatbot tentang kesehatan mental di kelas 8. Itu pengalaman yang mengubah cara saya berpikir. Sekarang saya ikut komunitas perempuan di bidang teknologi dan mulai ikut kompetisi coding."

Alumni lainnya, M. Arkan Pradipta (angkatan 2021), kini mengembangkan aplikasi edukatif berbasis Android. Ia mengatakan:

"Labschool memberi saya bekal dasar. Bahkan ide startup pertama saya muncul dari tugas proyek AI di kelas 9."


Kolaborasi Lintas Pelajaran Integrasi coding dan AI tidak hanya terbatas di pelajaran informatika. Berikut beberapa kolaborasi antar mata pelajaran: • IPA + Coding: membuat simulasi siklus air dengan Scratch. • IPS + AI: membuat peta persebaran penduduk dengan data visualization. • Bahasa Indonesia + Chatbot: membuat asisten puisi interaktif. • Matematika + Python: membuat kalkulator trigonometri dan visualisasi grafik.

Pendekatan ini membuat pelajaran terasa nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.


Cerita di Balik Proyek Unggulan Salah satu proyek yang paling membanggakan adalah "Kota Pintar Minecraft". Dalam proyek ini, siswa kelas 8 dan 9 merancang kota digital yang bisa merespon kondisi tertentu, seperti siang dan malam atau kepadatan lalu lintas. Mereka memprogram logika redstone, sensor, dan sistem pengaturan cahaya otomatis.

"Waktu bikin kota pintar, kami belajar kerja tim, pembagian tugas, dan menyelesaikan bug. Kami juga belajar pakai logika IF–THEN yang dipakai di dunia nyata!" kata Yosafat, salah satu peserta proyek.

Proyek chatbot pelajaran pun tak kalah menarik. Dengan Python, siswa merancang chatbot yang bisa menjawab pertanyaan tentang pelajaran matematika atau IPA. Beberapa chatbot bahkan bisa menyapa, memberikan pujian, atau menanggapi dengan humor.


Profil Guru Inovatif Selain Pak Ramli, ada juga Bu Hesti (guru matematika) yang aktif dalam program integrasi coding. Ia mendampingi siswa dalam membuat visualisasi grafik parabola dan sinus menggunakan Python. Ada juga Pak Budi dari tim kurikulum, yang memastikan pelajaran AI masuk dalam program tahunan sekolah.

Para guru juga mengikuti pelatihan rutin dari mitra seperti Google for Education, Dicoding, dan komunitas AI4Teens untuk terus memperbarui pengetahuan dan pendekatan mereka.


Tips dan Rekomendasi untuk Sekolah Lain Bagi sekolah lain yang ingin mengembangkan program serupa, berikut saran dari tim Labschool:

  1. Mulai dari yang sederhana, seperti Scratch atau Blockly.
  2. Libatkan guru dari berbagai mata pelajaran.
  3. Gunakan platform gratis dan ramah pelajar seperti Replit, Canva, dan Teachable Machine.
  4. Fokus pada pembentukan karakter dan kerja tim, bukan hanya hasil akhir.
  5. Tampilkan karya siswa secara terbuka agar mereka bangga dan percaya diri.

6.      Membangun Budaya Inovasi dan Kolaborasi Sejak Dini

7.      Keberhasilan program coding dan AI di SMP Labschool Jakarta juga tidak lepas dari budaya inovasi yang ditanamkan sejak siswa masuk kelas 7. Setiap siswa didorong untuk tidak takut mencoba hal baru, mengeksplorasi teknologi, dan belajar dari kesalahan. Kegiatan seperti Inovation Week, Tech Showcase, dan AI Mini Expo menjadi sarana bagi siswa untuk menampilkan proyek mereka di hadapan guru, orang tua, dan tamu dari luar sekolah.

8.      Dalam kegiatan Tech Showcase tahun lalu, misalnya, siswa kelas 8 mempresentasikan proyek AI mereka yang bertema “Solusi Cerdas untuk Lingkungan”. Beberapa di antaranya menciptakan sistem penyortiran sampah otomatis menggunakan Teachable Machine, atau simulator pemantauan kualitas udara dengan Python. Presentasi mereka bukan hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga kesadaran sosial dan keberanian untuk berbicara di depan umum.

9.      Kolaborasi antarkelas dan antartingkat juga diperkuat. Siswa kelas 9 membimbing adik kelasnya dalam proyek AI dasar, sehingga tercipta lingkungan belajar yang suportif dan saling mendukung. Tidak jarang, siswa yang awalnya malu atau kurang percaya diri, mulai menunjukkan potensi luar biasa setelah terlibat dalam proyek kolaboratif ini.

10.  Kepala sekolah dan para guru terus mendorong pendekatan holistik: teknologi harus menyatu dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, siswa juga diajak merenungkan aspek etika AI, seperti “Apakah semua hal boleh diajarkan kepada robot?”, atau “Bagaimana kita melindungi data pribadi dalam aplikasi yang kita buat?”. Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong mereka menjadi pembelajar yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga bijak secara moral.

 


Refleksi dan Penutup Pembelajaran coding dan AI di SMP Labschool Jakarta bukan sekadar pelajaran teknologi, tetapi proses membentuk generasi pemimpin masa depan. Siswa tidak hanya belajar membuat program, tetapi juga belajar berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, dan menjaga etika dalam dunia digital.

“Kami ingin anak-anak kami menjadi manusia merdeka yang berpikir, berkarya, dan berakhlak mulia di era digital ini.” — Dr. Yati Suwartini, M.Pd., Kepala Sekolah




Dengan kerja sama yang erat antara guru, siswa, dan orang tua, serta semangat inovasi yang tinggi, Labschool Jakarta telah menjadi pelopor pembelajaran coding dan AI di tingkat sekolah menengah pertama. Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang membangun masa depan Indonesia














Comments

Post a Comment